TEORI ORGANISASI UMUM (SOFTSKILL)
NAMA ANGGOTA :
FAJAR SYAIFUL BAHRI (13113170)
IGNATIUS DAYU CHRISTYAWAN (14113216)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Segalapujibagi Allah SWT yang telahmemberikannikmatsertahidayah-Nyaterutamanikmatkesempatandankesehatansehinggapenulisdapatmenyelesaikanmakalah mata kuliah “Softskill”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah softskill di program
tudi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer pada Universitas Gunadarma.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
selaku dosen mata kuliah softskill dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar
Isi...................................................................................................................2
Bab I :
Pendahuluan…………..................................................................................................3
Bab II :
Latar Belakang.......................................................................................................4-5
Bab III :
Cara Penyelesaian.................................................................................................7-9
Bab IV :
Studi Kasus……………….........................................................................................10-11
Bab v :
Kesimpulan dan Saran………………………………………………………………………………………..12
Daftar Pustaka.........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Syria
(Suriah) merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang
mulai diperhitungkan keberadaananya pada era pasca Perang Teluk. Hal ini bukan
tidak mungkin karena ada anggapan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan
pernah tercapai tanpa campur tangan Suriah. Jika dilihat ke belakang Suriah
dahulu merupakan negara yang mempunyai banyak wilayah yang mencakup seluruh
negara yang berada di Timur Mediterania antara lain : Yordania, Lebanon,
Israel, dan Propinsi Turki Hatay tetapi akibat imperialis Eropa menyebabkan
Suriah kehilangan wilayahnya Yordania dan Israel dipisahkan dengan berada di
bawah mandat Inggris. Lebanon diambil untuk melindungi minoritas kristennya dan
Hatay dikembalikan kepada Turki demi pertimbangan politik untuk Perancis.
Perancis dengan politik devide et imperanya berhasil membagi suriah sendiri
menjadi empat wilayah antara lain: Damascus, Lebanon Raya, Allepo dan Lantakia.
Tahun 1925 Damascus dan Allepo dikembalikan kepada Suriah.
Prancis
pada tanggal 28 September 1941 memberikan kemerdekaan kepada Suriah, dan
diikuti dengan proklamasi kemerdekaan bagi Lebanon pada 26 November 1941.
BAB II
LATAR BELAKANG
II.1. Latar Belakang
Konflik suriah (Konflik Internal) adalah segilintiran definisi yang
menafsirkan keadaan sekarang di negara Syiria (Suriah). Dan Juga ada yang mengutarakan
Konflik di suriah adalah konflik Ideologis.
Pemberontakan Suriah terjadi 2011-2012 adalah sebuah konflik kekerasan
internal yang sedang berlangsung di Suriah. Ini
adalah bagian dari Musim Semi Arab yang lebih luas, gelombang
pergolakan di seluruh Dunia Arab. Demonstrasi publik dimulai pada tanggal 26
Januari 2011, dan berkembang menjadi pemberontakan nasional. Para pengunjuk
rasa menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad, penggulingan
pemerintahannya, dan mengakhiri hampir lima dekade pemerintahan Partai Ba'ath.
Pemerintah Suriah dikerahkan Tentara Suriah untuk memadamkan pemberontakan
tersebut, dan beberapa kota yang terkepung. Menurut saksi, tentara yang menolak
untuk menembaki warga sipil dieksekusi oleh tentara Suriah. Pemerintah Suriah
membantah laporan pembelotan, dan menyalahkan "gerombolan bersenjata"
untuk menyebabkan masalah pada akhir 2011, warga sipil dan tentara pembelot dibentuk unit
pertempuran, yang dimulai kampanye pemberontakan melawan Tentara Suriah.
Para pemberontak bersatu di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah dan
berjuang dengan cara yang semakin terorganisir, namun komponen sipil dari
oposisi bersenjata tidak memiliki kepemimpinan yang terorganisir. Pemberontakan
memiliki nada sektarian, meskipun tidak faksi dalam konflik tersebut telah
dijelaskan sektarianisme sebagai memainkan peran utama. Pihak oposisi didominasi
oleh Muslim Sunni, sedangkan angka pemerintah terkemuka adalah Alawit Muslim Syiah. Assad
dilaporkan didukung oleh Alawi.
Dapat di yakini publik internasional terus mensoroti konflik negara suriah
tersebut, dan menjadi opini publik dari beberapa kalangan karena beberapa kali
media terus memberitakan keadaan genting di negara syria.
II.2. Rumusan Masalah
Bertitik
tolak dari Latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah dalam
pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1.
Membahas
sebuah peristiwa yang terjadi di syria (Suriah).
2.
Penyebab
terjadinya konflik syria.
3.
Studi Kasus ( Konflik Suriah adalah perang ideologis )
II.3. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hubungan Internasional Di Timur Tengah, serta menambah pengetahuan yang
bermanfaat bagi para pembacanya.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Peristiwa
Perang saudara Suriah yang pecah sejak Januari
2011, telah menelan ribuan nyawa tak berdosa. Dari waktu ke waktu situasi di
salah satu negara Arab itu terus bereskalasi.Perang saudara di kawasan Timur
Tengah ini, cukup menyita perhatian dunia. Tercermin dari banyaknya pihak yang
terlibat disana. Ada Iran, Rusia, Amerika Serikat dan Israel serta tentu saja
PBB.Jika dipetakan secara umum, kekuatan di atas terbagi atas dua kekuatan
utama. Rezim yang berkuasa di Suriah, pimpinan Presiden Bashar Al-Assad,
didukung oleh Iran dan Rusia.Sementara kekuatan oposisi yang ingin menjatuhkan
Assad, didukung Amerika Serikat, Israel, sejumlah negara Eropa Barat, serta
beberapa negara Islam di Timur Tengah (Arab Saudi dan Qatar) serta negara Islam
dari Persia (Turki).
PBB juga terlibat atau melibatkan diri dalam upaya mendamaikan perang
saudara di Suriah. Tapi sebagaimana biasa, keberpihakan PBB ke rezim yang
berkuasa, justru lebih ke pihak Amerika Serikat atau setidaknya terkesan
setengah hati.Jatuh tidaknya Presiden Assad, sesungguhnya tidak lagi menjadi
isu utama. Sebab kalau Assad dikeroyok oleh berbagai kekuatan, nasibnya dan
negaranya kemungkinan besar akan sama dengan Muammar Khadafy (Lybia) dan Ben
Ali (Tunisia).Tetapi yang paling dikuatirkan, jika perang saudara Suriah
berlarut, konflik itu akan sama dengan persoalan Palestina-Israel. Setengah
abad pun tidak selesai. Bahkan bukan mustahil, pecahannya akan lebih dahsyat
dan dapat menganggu keseimbangan perdamaian dunia. Sebab letak geografis Suriah
sangat dekat dengan Palestina.Tanpa banyak diulas, sesungguhnya dalam
perspektif diplomasi, perang saudara Suriah memiliki kesamaan dengan perang
Palestina-Israel. Yang menimbulkan pertanyaan, kendati terdapat kesamaan dan
para diplomat kita tentang soal ini, tetapi langkah diplomasi Indonesia, tidak
terdengar sama sekali.
Demikian pula intelektual Indonesia yang paham dengan konflik Suriah, tidak
sedikit. Tetapi khusus dalam persoalan sekarang, tak satupun yang mau
"berteriak". Singkatnya para pemimpin kita baik yang formal maupun
infomal tak satupun yang mau "berkeringat".Semua diam, semua cari
aman. Seakan dampak negatif dari perang Suriah bagi Indonesia tidak ada sama
sekali. Seolah perang saudara memang hanya masalah internal, rakyat
Suriah.Kalangan pemerintah maupun masyarakat umum yang diwakili para pegiat
perdamaian, diam seribu bahasa seakan perang saudara Suriah hanya masalah
perebutan kekuasaan yang diakibatkan oleh ketidak puasan masyarakat terhadap
elit yang korup.
Akibatnya tidak ada upaya diplomasi maksimal begitu pula tak ada pengerahan
relawan oleh pegiat perdamaian untuk membantu wanita dan anak-anak serta
orang-orang renta yang menjadi korban dari perang Syria.Satu hal lagi yang
penting dianstisipasi, konflik Suriah, jika terus bereskalasi, dalam arti
dukungan asing terhadap pihak oposisi terus menguat, hal ini dapat menyebabkan
meletusnya perang terbuka antara Israel dan Iran.Penyebabnya, Iran dan Israel
sudah dalam posisi "siaga". Kalau yang tidak dikehendaki oleh Iran,
diganggu oleh Israel, negara pimpinan Ahmadinejad ini akan langsung
bereaksi.Iran sejak awal sudah secara terang-terangan menyatakan, jika ada yang
mengganggu Suriah, negara itu tidak akan diam. Peringatan Iran itu, secara
implisit maupun eksplisit jelas ditujukan kepada Israel.
Sementara pekan lalu, Israel pun secara sengaja sudah menyerang salah satu
wilayah Suriah. Sekalipun serangan itu tidak secara terbuka diakui oleh Israel,
tetapi para intelejen dari berbagai kalangan mengakui adanya serangan tersebut.
Sekalipun serangan itu kabarnya hanya ditujukan kepada sebuah rombongan, tetapi
rombongan yang dimaksud adalah kelompok yang didukung Iran.Rombongan itu
dikabarkan sedang membawa suplai senjata dari Iran menuju Lebanon Selatan. Di
Lebanon, Iran mendukung kelompok Hisbullah yang sudah puluhan tahun terlibat
perang dengan Israel. Jadi serangan tersebut dapat diartikan sebagai gangguan
Israel terhadap Iran.
Antara Suriah dan Israel sendiri terdapat konflik wilayah yaitu Dataran
Tinggi Golan. Di perbatasan itu, Israel memantau setiap gerak Suriah, khususnya
yang menuju ke Libanon Selatan, tempat dimana kelompok Hisbullah
bermarkas.Suriah yang berbatasan langsung dengan Israel, pada 1967 terlibat
dalam peperangan sengit. Dalam perang itu Israel berhasil merebut Dataran
Tinggi Golan. Kawasan yang merupakan salah satu daerah tersubur di wilayah
Timur Tengah itu karena ada pepohonan seperti di daerah tropis serta menjadi
pusat pengembangan berbagai produk pertanian, hingga sekarang tetap dikuasai
Israel.
Israel sekalipun mendapatkannya melalui perang, tetapi belakangan mengklaim
Dataran Tinggi Golan sebagai salah satu wilayah yang memiliki status
"Tanah Perjanjian" atau tanah yang dijanjikan sang Pencipta kepada
Israel.Untuk memperkuat status itu, Israel mengerahkan sejumlah arkeolog,
menggali berbagai tanah dan bebatuan sebagai alat bukti bahwa Dataran Tinggi
Golan dulunya, ribuan tahun sebelumnya merupakan salah satu pusat pemukiman
bangsa Yahudi. Sehingga dalam konteks perdebatan, cara Israel mengklaim kepemilikan
Dataran Tinggi Golan, nyaris sama dengan apa yang dilakukannya atas wilayah
Palestina.
Timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan Indonesia diam seribu bahasa dalam
menghadapi konflik Suriah? Padahal sesuai amanat konstitusi bahwa Indonesia
harus berperan aktif dalam menciptakan dan menjaga perdamaian dunia.Apakah para
pelaksana kebijakan di kalangan birokrat sudah melupakan amanat konstitusi atau
semata-mata keterbatasan kemampuan atau karena kualitas kepemimpinan Indonesia
di forum internasional semakin tergerus? Semoga tidak demikian.
III.2. Penyebab Konflik di Syria
Negara
Suriah modern didirikan usai Perang Dunia Pertama, yaitu setelah mendapatkan
kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1946. Pasca meraih kemerdekaannya,
Suriah kerap diguncang oleh gejolak serta kudeta militer, yang sebagian besar
terjadi antara periode 1949-1971. Kemudian antara periode 1958-1961, Suriah
bergabung dengan Mesir membentuk perserikatan yang dikenal dengan RPA (Republik
Persatuan Arab). Perserikatan itu berakhir karena terjadinya kudeta militer di
Suriah. Sejak tahun 1963 hingga 2011, Suriah terus memberlakukan UU Darurat
Militer, sehingga dengan demikian sistem pemerintahannya pun dianggap oleh
pihak barat tidak demokratis.
Presiden Suriah adalah Bashar al-Assad, yang telah mengambil tampuk
pemerintahan dari ayahnya Hafez al Assad dengan penunjukan secara aklamasi.
Serta telah berkuasa di negara itu mulai tahun 2000. Sejak era perang dingin,
Suriah terkenal dengan kekuatan militernya di kawasan, dan identik dengan julukan
Rusia Timur Tengah. Hal itu berkat kedekatan hubungan Suriah dengan Rusia,
sehingga kerap mendapat suplai senjata modern dari negara digdaya itu. Alasan
ini jualah yang membuat Israel sedikit segan untuk melakukan perang frontal
menghadapi Suriah dalam persengketaan Dataran Tinggi Golan. Di samping itu,
Suriah menjadi tumpuan beberapa negara kawasan dalam menyelesaikan konflik
militer yang sering terjadi di Timur Tengah.
Fakta membuktikan, bahwa sebagian besar negara Arab adalah aliansi abadi
blok Barat, yang dinakhodai langsung oleh Amerika Serikat sebagai kekuatan
Super Power tunggal dunia. Keberadaan kekuatan militer Suriah di kawasan tentu
saja menjadikan mereka jengah, karena dianggap sebagai kekuatan lawan. Tidak
jarang, beberapa kasus sebelumnya sudah pernah diangkat untuk merontokkan
Suriah terutama presidennya, namun semuanya gagal.
Terpaan Badai Arab Spring 2011 ( Badai Musim Semi Arab 2011), yang telah
merontokkan beberapa kekuatan besar di negeri Arab. Ternyata dimanfaatkan
dengan sangat baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal sebelumnya,
presiden Suriah Bashar al Assad dengan sangat optimis telah mengungkapkan,
bahwa badai Musim Semi Arab tidak akan menerpa Suriah, karena rakyat Suriah
secara umum telah memperoleh hak-hak mereka secara adil, jadi tidak ada alasan
bagi rakyat Suriah untuk melakukan revolusi di negara tersebut.
Namun, kesempatan emas itu nampaknya tidak disia-siakan oleh pihak-pihak
tertentu. Terbukti dengan merebaknya amunisi perlawanan rakyat yang dimotori
oleh kelompok minoritas di negera tersebut. Yang menurut informasi dari pejabat
Suriah, mereka pihak yang berkepentingan sengaja mendukung kelompok minoritas
untuk melakukan perlawanan demi suksesnya target jahat dalam menghancurkan
Suriah dari dalam.
Sehingga kelompok negara-negara Arab yang selama ini bersebrangan dengan
Suriah, yang memang telah mendominasi Liga Arab tersebut. Mendorong lembaga
tertinggi negara-negara Arab itu untuk membekukan keanggotaan Suriah, serta
menyerahkan kasus Suriah kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera diselesaikan
secara internasional.
Selanjutnya, hal ini pulalah yang membuat Rusia dan Cina sebagai mitra
abadi semakin tidak nyaman di kursinya. Karena mereka merasa termasuk kelompok
yang paling dirugikan berkaitan dengan masalah Suriah, jika putusan DK PBB itu
disahkan. Yang pada akhirnya berujung pada jatuhnya veto dari kedua negera
adidaya tersebut.
Dari pertikaian dua kelompok penguasa dunia ini, yang paling menderita
adalah rakyat Suriah sendiri. Mereka adalah pihak pertama yang merasakan
langsung imbas dari pertarungan sengit saat ini. Sehingga, seorang ibu harus
rela melihat anaknya meregang nyawa tanpa sebab. Seorang isteri harus mampu
menahan isak dan dendam karena suami tercinta dieksekusi tanpa kesalahan yang
dibuat. Bahkan, ribuan anak-anak yang tidak berdosa tiba-tiba menjadi yatim
piatu. Sebenarnya inilah yang menjadi tanggungjawab kita saat ini. Yaitu
menyelamatkan nyawa anak manusia yang tidak berdosa, dan menyelamatkan rakyat
Suriah dari keserakahan dua kekuatan dunia.
BAB IV
STUDI KASUS
Sebagian kaum muslimin belum memahami bagaimana sejatinya latar belakang
konflik Suriah yang telah melewati lebih dari dua tahun ini. Hal ini karena
sebagian tokoh Islam menyebut konflik Suriah hanyalah perang sektarian. Namun,
hal tersebut dibantah oleh Ustad Abu Haris, Lc, dalam Tabligh Akbar
bertajuk: Konflik Suriah Dampak Kesesatan Aqidah Syiah, di masjid Darussalam,
Kotawisata Cibubur, Bogor, Selasa (12/3).
Menurut dia yang juga aktif di Forum Indonesia Peduli Suriah (FIPS) ini,
konflik Suriah adalah konflik ideologi, bukan konflik sektarian seperti yang
diyakini sebagian orang.
“Konflik Suriah adalah konflik ideologi, terutama ahli sunah dengan Syiah
Nushairiyah,” sebutnya dengan suara lantang.
Karena itulah, dai berjenggot tebal ini mengingatkan kaum muslimin
Indonesia agar memperkuat akidah. Sebab, Syiah memiliki Grand Strategy
mensyiahkan negeri-negeri kaum muslimin ahli sunah. Mereka memiliki rencana
besar yang dikenal dengan sebutan Bulan Sabit Syiah, yang membentang antara
Iran sampai Suriah. Di antara targetnya ialah menguasai dan menghancurkan
Kakbah, kiblat kaum muslimin.
Seperti dijelaskan, sejarah mencatat, Syiah Nushairiyah telah melakukan
banyak pengkhianatan terhadap kaum muslimin. Ibnu Kasir, seperti dikutip oleh
dai sekaligus relawan Suriah ini, menyebutkan dalam kitab Al-Bidayah wan
Nihayah bahwa 696 H, membantu jalur masuk Pasukan Tatar untuk merebut benteng
kaum muslimin di Damaskus, Suriah. Jatuhnya benteng ini ke tangan musuh tidak
lepas dari peran penganut pemahaman sesat Syiah Nushairiyah.
Tahun 709 Hijriah, kaum Syiah membantu Tentara Salib membantai kaum
muslimin di Aleppo. Dan masih banyak lagi pengkhianatan yang lain.
Sebenarnya, jumlah penganut Syiah Nushairiyah di Suriah hanya sedikit, tetapi
mengapa mereka bisa berkuasa di tengah-tengah mayoritas ahli sunah?
Lagi-lagi, seperti dijelaskan oleh pemateri, mereka berkuasa sebagai hasil dari
pengkhianatan terhadap kaum muslimin. Pada tahun 1920 M, penjajah Prancis
memasuki Suriah dengan bantuan para pengkhianat tersebut. Merekalah yang
membuka jalur bagi Prancis untuk menjajah Suriah. Pada masa inilah muncul tokoh
yang diagung-agungkan oleh Syiah Nushairiyah yang bernama Sulaiman Al-Mursyid.
Di akhir sesi, Ustad Haris menyebutkan kisahnya saat bertemu dengan saksi
mata yang hidup pada masa Hafiz Assad, ayah Bashar Assad. Hafiz Assad,
mendapatkan kekuasaan setelah mengadakan transaksi dengan Zionis. Zionis kala
itu mau mendukungnya dengan dua syarat, pertama, mengakui eksistensi negara
Israel dan kedua, memberangus aktivis dakwah Islam yang berupaya mengembalikan
Yerusalem ke tangan kaum muslimin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dapat
di katakan memang dampak buruk di negara –negara syam ini sangat
menjadikan titik media untuk membuat opini publik internasional,karena publik
terus mensorot kegentingan di negri syam ini, dari segi HAM jelas sekali
benar-benar melanggar karena dari pihak oposisi atau pemerintah saling
melakukan kekerasan, intimidasi dan perlakuan keji. Tetapi yang paling parah
adalah pihak militer pemerintah yang melakukan pembunuhan besar-besaran yakni
terutama anak-anak.
Lalu tentang konflik yang sudah berkepanjangan ini seakaan-akan tidak ada
kedamaian di negri syam ini. Sebagaimana kita tau keadaan di suriah kini sangat
mencekam, sebagian masyarakat suriah mengungungsi di negara tetangga seperti
lebanon, jordania, arab saudi dan turki. Karena sebagian masyarakat ada peduli
dengan revolusi dan juga ada yg tidak peduli dengan
revolusi di suriah hanya mementingkan keselamatan keluarga.
Solusi yang di pertimbangkan oleh pihak barat memang ada sedikit
kongkretnya,
Kalaupun ada saran harusnya Liga Arab ataupun OKI juga andil dalam
penyelesaian konflik. begitu pun Para diplomat Indonesia yang digadangkan ikut
andil dalam musyawarah di Janewa, Swiss untuk menyelesaikan konflik di suriah,
karena dampak buruk goncangan regional, global, ekonomi di timur tengah ini
sangatlah memperihatinkan.
DAFTAR PUSTAKA
George Lenczowski, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, Sinar
Baru Algensindo, Bandung,
1992, hal 199.
http://vianlouis.blogspot.com/2013/09/makalah-konflik-suriah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar